KETAKUTAN AKAN CORONA MENGHANGUSKAN IBA DAN RASA EMPATI
Virus corona terasa menakutkan karena kematian akibat virus ini menelan ribuan orang. Setiap kali ada berita yang beredar perihal warga yang tertular corona, kebanyakan mengeluarkan sumpah serapah dan layak untuk dijauhi.
Dalam dunia Perjanjian lama, mereka yang menderita sakit adalah manusia berdosa dan harus dikucilkan. Sakita tidak dikaitkan dengan penyakit medis tetapi langsung dihumum secara sosial. Apalagi menderita penyakit kusta sebagai penyakit yang menular.
Jika kita amati postingan netizen di masa pandemic virus corona ini, kebanyakan mencerminkan kehilangan rasa iba dan empati. Harus diakui bahwa jika tertular virus corona dampaknya sangat beresiko karena kita dapat menjadi sumber penularan selanjutnya.
Ketakutan adalah hal yang wajar. Namun janganlah ketakutan itu mengaburkan rasa solidaritas dan kemanusiaan. Jika kita amati secara seksama kisah seorang perawat yang jenazahnya ditolak utk dimakamkan dan juga warga yang menolak kedatangan saudara yang positif corona. Itu semua adalah penggalan kisah di mana ketakutan berlebihan meruntuhkan rasa kemanusiaan. Waspada boleh tetapi jangan berlebihan. Kewaspadaan itu sikap jaga diri. Upaya preventif agar kita tidak tertular virus corona.Tetapi kebanyakan kurang waspada tetapi panik dan takut. Mereka mengutuk sebagian orang yang tidak patuh terhadap himbauan pemerintah, tetapi orang-orang itu justru tidak menerapkan hidup disiplin bahkan tidak menerapkan pola social distancing dan physical distancing.
Comments
Post a Comment