TERTAMBAT CINTA ENDORA

Pada mulanya adalah tatapan. Tatapan itu milikku. Berkat tatapan juga aku bisa mengenal dirinya. Tatapan adalah awal dari langkah-langkahku yang lainnya menuju ke sebuah gua hati yaitu hati yang tertambat cinta. Apalah arti sebuah tatapan menuju keterpesonaan? Kisah ini bukan kisah jatuh cinta, tetapi kisah perjalanan cinta. Bagiku, tak ada yang bernama fenomena jatuh cinta. Yang ada hanyalah perjalanan cinta yaitu dari cinta, bersama cinta, dan untuk cinta. Pagi itu suasana kotaku sedikit sepi dan dingin. Awan putih menyelimuti isi kotaku. Sempatku bergumam, mungkinkah kota ini akan mati bersama datangnya sang kesepian? Meskipun kotaku sepi, hatiku tidaklah demikian adanya karena antara aku dan kotaku jelas berbeda. Aku hanyalah salah satu manusia yang berada di dalam kota ini. Namun, semuanya berawal dari tempat ini yaitu di salah satu sudut kehidupan yang tak kukenal karena tak bernama. Ya... tanpa nama. Di sinilah tatapan itu terjadi. Dua bola mata terarah tepat kepadaku seolah mewakili seribu bahasa cinta. Senyum pun tidak, apalagi berbicara. Namun, hati ini menangkap satu makna jikalau dia sedang menuju ke ladang kehidupanku. Sebuah ladang tempat aku menanam cinta kasih dan kedamaian hidup. Ladang yang ditumbuhi tanaman-tanaman liar berupa kebencian, kecemburuan, dan perasaan iri hati. Aku bekerja keras untuk membasmi aneka gulma penganggu bersihnya ladang hatiku. Itulah hatiku. Ke ladang seperti itulah biji kehidupan yang bernuansa cinta menjatuhkan diri. Secara perlahan aku mendekati pemilik kedua bola mata yang menyoroti ladang hatiku. Di saat aku datang menghampirinya, diapun datang secara perlahan ke arah diriku. Semuanya dilakukan dalam keadaan diam. Ketika dia berada persis di hadapan diriku, aku pun mulai berbicara dan menyapanya lembut. Hai... ada apa ya? Sahutku. Dia pun menjawab sapaanku, hai juga. Kamu....ka....m..u (dengan tertatih), kamu sepertinya pernah kukenal sebelumnya, tetapi aku lupa di mana ya? Oh..ya.. begitu. Tapi aku baru pertama kali bertemu denganmu. Dan aku baru mengenalmu di sini. Aku Nera. Sembari dia menyodorkan tangannya, dari kedua bibir manisnya dengan lembut dia mengujar, aku Endora. Endora! Kataku mengulangi perkataannya. Nama yang bagus dan keren. Entah mengapa dia kembali diam. Dan akupun bingung dengan tingkah diamnya tersebut. Akupun berkata dalam hati, ada apa ya di balik tingkah diamnya itu? Apakah ada yang salah denganku. Ataukah kehadiranku mengingatkan dirinya akan pengalaman hidupnya entah yang baik ataupun yang buruk? Saya kemudian menatap matanya. Dan diapun menatapku dengan tajam. Tak lama kemudia aku kembali sadar dari lamanya aku menatap dirinya. Kemudian aku mengajaknya berbicara. Mengapa kamu berada di sini, demikian kataku. Diapun menjawab, akulah yang bertanya kepadamu. Mengapa kamu berada di tempat ini? Saya belum menjawab pertanyaannya karena dengan cepat ia memeriksa isi SMS yang masuk di handphonenya. Tak lama kemudian, dia berpamitan denganku. Ada yang darurat katanya. Belum sempat aku bertanya mengapa, dia beranjak pergi. Aku hanya dia membisu dan menatapnya lama untuk mengiringi perjalananya. Akupun tidak mau pusing, entah apa yang dia maksudkan dengan keadaan darurat yang dia ucapkan kepadaku. Ketika dia menghilang dari pandanganku, akupun pulang ke tempat tinggalku. Mulai saat itu hanya satu saja yang bekerja di dalam pikiranku yaitu memikirkan seorang belia yang memperkenalkan dirinya Endora. Bukan karena aku tertarik kepadanya. Namun, pikiran ini rasanya termagnetis olehnya, sehingga yang ada dalam keseharianku adalah Endora. Kemudian aku berbisik lirih .. endora... seterusnya demikian. Saking penasarannya saya dengan nama Endora tersebut. Akupun membuka google dan mencari arti kata Endora. Begitu banyak pilihan yang ditawarkan di mesin pencari google tersebut. Sayapun memilih salah satunya. Akupun membaca dengan penuh perhatian. Dari pencarian ini aku menemukan bahwa kata Endora adalah kata dalam bahasa Ibrani. Kata ini memiliki arti air mancur. Akupun tidak habis pikir. Apa arti sebuah nama baginya. Makna di antara nama yang berarti Air mancur dan kediriannya yang kuat serta sosoknya yang teguh? Sebelum aku tidur, saya menulis sesuatu di catatan harianku. Kutuliskan tentang tatapan mata sang belia yang membuatku tertegun. Aku menulisnya demikian “ Endora, engkau memiliki mata yang tajam untuk melihat segala hal yang tak terungkap dari mulutku. Tatapan matamu melebihi caraku menatap. engkau tidak sekedar menatap. tatapanmu bukanlah tatapan biasa. Tetapi meski demikian, mataku juga mengenal kelebihan matamu untuk menatap diriku. Tak seorangpun yang mengenal kedalaman tatapanmu selain diriku. Mengapa matamu mengenal pengetahuan yang kusembunyikan di balik penampakan tubuh ini? Orang lain hanya menatap dan berbicara tentang tubuhku, tetapi engkau menatap seluruh diriku yang bukan sekedar tubuh. Engkau hampir mengenal seluruh diriku, gelap dan terangnya diriku, masa jaya dan suramnya diriku. Aku sendiri tidak mengenal lebih tentang kedirianku. Aku hanya pandai bernapas, tetapi engkau mengenal apa makna tarikan napasku. Aku hanya pandai menatap dirimu, tetapi engkau mengenal mengapa aku menatapmu dalam diam. Jangan tatap diriku dalam diam lagi. Aku takut diriku dan dosa-dosaku terbongkar oleh kelebihan tatapanmu. Aku menemukanku Endora di sudut kehidupan yang tak bernama. Dan aku baru tahu jika namamu bermakna air terjun. Aku bermimpi suatu saat kita berdua mampu menamai sudut kehidupan yang tak bernama itu. Dan sudut itu akan menjadi ukiran keabadian dalam satu nama. Entah apa.” Sehabis menulis catatan ini, akupun tidur. Hari mulai pagi. Mentari pagi yang datang mengusir kegelapan malam mengingatkan aku bahwa saatnya hari baru datang dan harus kulalui. Hari baru beserta mimpi baru dan dunia yang baru. Sebelum aku menjalankan hariku, saya mengambil catatan harianku. Catatan yang berisi mimpi-mimpiku. Demikian pintaku “Endora, tak terasa waktu ini bergulir begitu cepat. Dan aku tahu dengan benar bahwa tak ada dalam catatan hidupmu mengeluh sedikitpun tentang kekurangan waktu. Aku selalu melihat waktu yang disediakan sang keabadian bagiku terasa kurang. Itulah sebabya saya sering lembur sampai larut malam bahkan saat subuh menjemputku. Engkau telah berkata dengan jujur kepadaku perihal waktu. Bagimu waktu adalah berkat yang perlu disyukuri. Engkau mengenal waktu sebagai kesempata untuk bertumbuh menjadi pribadi yang utuh. Bersam waktu engkau benar-benar menjadi seorang wanita. Waktu bagimu tidak sekedar hitungan detik, menint, jam atau hitungan lainnya. Engkaulah mahluk yang berada di dalam waktu. Engkau juga tidak mengenal keluhan tentang waktu.” Aku dan kamu belum masuk dalam kategori saling Mencintai. Yang ada hanya sebatas perasaan mencintai. Perasaan mencintai adalah awal dari suatu perjalanan cinta. Perihaln cinta, aku berkata: “ cinta adalah kekuatan besar yang ada dalam diri manusia. Jika kita mengurung cinta, kita akan dihancurkanolehnya. Jika kita berusaha memahami cinta, kita akan berdiri di atas onggokan kebingungan hidup olehnya. Cintailah karena untuk itulah kita dipanggil. Cinta adalah sebuah panggilan yang berkekuatan besar.” seseorang bukan saja berakar pada kekaguman akan kelebihannya, tetapi berupa penghargaan atas kekurangan hidupnya. Mencintai dari kelebihan selalu menjadi idaman, tetapi menghargai kekurangannya adalah usaha yang tidak mudah. Hanya pribadi yang mampu menanggalkan ego yang sanggup mengistimewakan yang lain melebihi ciri dirinya. Orang lain adalah aku yang lain. Cintailah dia seperti engkau mencintai dirimu sendiri...... Lembaran lama dari kisah itu telah kukoyakkan. Entah riwayatnya seperti apa. Tapi kisah dalam lembaran yang kukoyakkan tidak hilang riwayatnya bersama hilangnya kertas kisah tersebut. Mungkinkah aku membuka lembaran baru untuk menuliskan kisah yang ada dalam lembaran lama yang tlah koyak itu? Begitu berharganya kisah itu bagiku, meski lembaran tempat kisah itu kukiskan sudah koyak bahkan hilang ditelan waktu, kisah itu tetap ada dan hidup dalam diriku. Unforgetble story! Catatan hati: telah kugantungkan hasrat diri di sudut kamar yang gelap. Aku hanyutkan duka pada sungai kecil yang kadang mengalir dari mataku. Telah kukabarkan lewat angin malam tentang segala catatan hati. Bahwasannya, untuk mengejarmu, aku harus melepaskan kelekatan-kelekatan ini dan memekikan kebebasan dari nuraniku...... Bawai.co.id Cinta adalah kekuatan yang tak bisa ditundukkan. Jika kita mengendalikannya, ia akan menghancurkan kita. Jika kita berusaha memahaminya, ia akan meninggalkan kita dalam kebingungan. Cinta adalah seni kehidupan bersama....... Met berakhir pekan!

Comments

Popular posts from this blog

PELAYANAN YOHANES PEMBAPTIS (MATIUS 3:1-17)

MENYINGKAP TABIR MATERIALISME DAN HEDONISME PARA ARTIS JAMAN KINI

NILAI SOLIDARITAS ACARA WUAT WA’I DALAM MASYARAKAT ADAT MANGGARAI