Posts

Showing posts from 2009

CINTA AKAN RUMAHMU MENGHANGUSKAN JIWAKU (Refleksi ata film Joan of Arc)

Karya seni adalah keindahan yang bersentuhan dengan realitas. Film “Joan of Arc” adalah suatu pengolahan yang eksploratif dan dengan daya imajinasi yang hidup dan kreatif atas realitas. Jika karya seni tidak bersentuhan dengan realitas, ia menjadi mandul dan tanpa nama yaitu bukan seni. Medan eksplorasi yang kaya dari karya seni adalah realitas itu sendiri. Film “Joan of Arc” sungguh berangkat dari kenyataan sejarah dan hendak menggugah kesadaran Gereja zaman sekarang yang rupa-rupanya sedikit mapan hidup dalam “ pelupaan” akan sejarah. Film ini sebenarnya juga membangkitkan kembali “memoria” (ingatan) gereja atas masa lalunya. Pada saat itu (masa hidup Joan Of Arc), tindakan dan pola pikir Gereja sebenarnya tidak berada dalam koridor dan sistem epistemologis yang salah dan masih dianggap sebagai suatu kebenaran yang harus dipertahankan. Kebenaran masa lalu itu direkonstruksi sejalan dengan lajunya pola pikir baru yang membongkar kemapanan pola pikir dan tatanan yang lama. Apresias...

BELIS DI MANGGARAI; NEO-TRAFFICKING ATAU HUMAN AWARDS?

Pengantar Tulisan ini lebih berbentuk analisis atas fennomena budaya lokal yang turut membentuk keberadaan saya. Dalam analisis ini, saya memakai metode khas dalam analisis ilmiah yaitu: See, Jugde dan, Act. Saya melihat secara menyeluruh fenomena budaya di mana saya dibesarkan kemudian memberikan keputusan filosofis dan nilai baru apa yang hendak saya tawarkan paling tidak untuk konsumsi pribadi. Tulisan ini juga lebih banyak mengkaji pengalaman dan pengamatan penulis atas fenomena budaya belis di manggarai. Budaya belis adalah salah satu bagian dari warisan budaya yang ada di manggarai. Namun warisan yang mahaluhur itu mendapat sorotan yang begitu tajam dari masyarakat yang sedang bergulat dengan budayanya sendiri. Saya sendiri berangkat dari kegelisahan ketika melihat perkembangan budaya itu ke arah yang destruktif dan menjadi pemicu mapannya situasi kemiskinan. Namun bukan dampak ekonomis yang hendak saya soroti, tetapi dampak humanitas. Bagaimana kebudayaan itu membebaskan dan ...

ANALISIS ARTIKEL(Louis Dupre, Alienasi kultural dalam pemikiran Karl Marx)

I. Pengantar Setelah kami mendiskusikan tema di atas, kami menulis kembali apa yang kami mengerti dari uraian yang ada dalam artikel yang kami diskusikan. Pendiskusian atas artikel ini sungguh menambah wawasan kami dan memberikan insight baru dalam memandang dan memahami pemikiran karl marx terutama tentang manusia yang berbudaya dari sudut pekerjaan. Bagi kami, Marxisme tidak sama dengan komunisme yang digagas oleh Lenin.Sehingga nama Marx tidak dipandang subversif. Kami memandang Marx dalam penegertian yang berbeda. Marx sebenarnya seorang humanis bukan komunis atau ateis. Artikel ini merupakan tangggapan atas analisis Louis Dupre tentang marx dari sudut kebudayaan. Louis Dupre melihat pereduksian nilai budaya oleh karena manusia menyempitkan arti kebudayaan yang sesungguhnya. Namun bagi Frans Magnis Suseno alienasi kebudayaan adalah bagian kecil dari keseluruhan alienasi manusia. Dia menyebut dua bagian penting alienasi manusia yaitu dengan diri sendiri dan orang lain. Nampakny...

PELAYANAN YOHANES PEMBAPTIS (MATIUS 3:1-17)

Bagian yang tidak kala penting dan aktual dari tulisan Matius adalah lukisannya tentang Yohanes Pembaptis yang terdapat di bagian awal tulisannya. Letak perikop ini sangat strategis dan sangat masuk akal kalau kita merujuk kepada karya pelayanan Yesus selanjutnya. Yohanes hanyalah tokoh yang mempersiapkan karya Yesus selanjutnya. Dan kita tahu bahwa bab-bab selanjutnya berisikan bagaimana Yesus menggenapi kehendak Allah dalam karyanya sebagai utusan yang dimulai dari percobaannya di padang gurun (Mat 4) dan disusul dengan kotbahnya di atas bukit ( Mat 5). I. Identitas Yohanes Dengan merujuk pada tulisan Matius sendiri, Ayat-ayat pengantar (1-3) menonjolkan pengajaran Yohanes, bukan pembaptisannya. Pada ayat 1 aktifitas yang dilukiskan adalah pewartaanya, sedangkan kata baptis hanya merujuk kepada seorang yang mewartakan (berlawanan dengan Mrk 1; 4, “Demikianlah Yohanes datang dan pembaptisan itu terjadi di padang gurun dan berkotbah tentang pembaptisan). Ayat 2 merupakan ringkasan da...

GEREJA DAN KETELIBATANNYA DALAM HIDUP SOSIAL

Apapun halangan dan masalahnya, Gereja harus aktualitas dan terlibat. Akan tetapi dalam tindakannya yang mengarah ke dimensi aktual, Gereja kadang takut karena akan kehilangan identitasnya yang khas. Dan ketika dia mempertahankan identitasnya, tidak bermaksud supaya Gereja terus berada dalam posisi yang stagnan, kaku, dan tidak mengikuti pola perkembangan zaman. Karena bagaimanapun juga, Gereja selalu ada dan hidup pada zamannya. Dan Gereja sebagai yang ada di dunia serta berada dalam zaman tertentu perlu menyesuaikan diri sehingga dengan luwes menggauli masalah dan kondisi sosial yang sedang dibangun serta dialami oleh zamannya. Jangan sampai Gereja berjalan lain dan zaman berjalan lain. Sehinnga segi kerygmatis Gereja dan pergerakkan zaman tidak mencapai titik koherensinya atau terjebak dalam bahaya ketinggalan zaman ( tidak up date). Gereja yang berada dalam zaman itu berusaha untuk terlibat dalam menjawab tuntutan zaman. Tuntutan zaman itu adalah tuntutan dari mereka yang hidup...

KEMURIDAN KRISTUS DAN JALAN YESUS

Panggilan yang terdalam dan esensial dari orang Kristen adalah menjadi kudus. Menjadi kudus ditandai dengan persatuan yang mesrah dengan Sang Guru yaitu Yesus Kristus. Hakekat persatuan itu ditandai dengan prinsip kemuridan umat Kristen. Para Murid yang dipilih Yesus berasal dari lingkunganNya. Para muridNya termasuk orang publik dan para pendosa. Panggilan Yesus menuntut sikap ketaatan kepada Tuhan dan kesediaan untuk bermisi dalam melayani kerajaan Allah. Dia mewajibkan kepada pengikutNya untuk membuat keputusan yang radikal. Dia tidak hanya mengurusi kepentingan dirinya sendiri tetapi kepentingan tertinggi yaitu Allah yang adalah absolut dari dirinya sendiri. Arti Penting Kemuridan Dengan menjawab “ ya” kepada Tuhan pada saat pembaptisan, ini membawa konsekuensi pada peziarahan iman selanjutnya yaitu siap menjadi seperti Yesus dan melakukan apa yang dikehendaki Yesus bahkan rela menderita seperti Yesus. Menjadi seperti Yesus biasa disebut imitasi atau serupa dengan Yesus ( Alt...

Merenggut Jiwa Karena Membela Kebenaran

CINTA AKAN RUMAHMU MENGHANGUSKAN JIWAKU Karya seni adalah keindahan yang bersentuhan dengan realitas. Film “Joan of Arc” adalah suatu pengolahan yang eksploratif dan dengan daya imajinasi yang hidup dan kreatif atas realitas. Jika karya seni tidak bersentuhan dengan realitas, ia menjadi mandul dan tanpa nama yaitu bukan seni. Medan eksplorasi yang kaya dari karya seni adalah realitas itu sendiri. Film “Joan of Arc” sungguh berangkat dari kenyataan sejarah dan hendak menggugah kesadaran Gereja zaman sekarang yang rupa-rupanya sedikit mapan hidup dalam “ pelupaan” akan sejarah. Film ini sebenarnya juga membangkitkan kembali “memoria” (ingatan) gereja atas masa lalunya. Pada saat itu (masa hidup Joan Of Arc), tindakan dan pola pikir Gereja sebenarnya tidak berada dalam koridor dan sistem epistemologis yang salah dan masih dianggap sebagai suatu kebenaran yang harus dipertahankan. Kebenaran masa lalu itu direkonstruksi sejalan dengan lajunya pola pikir baru yang membongkar kemapana...

KESULITAN MENGATAKAN TIDAK

KESULITAN MENGATAKAN TIDAK ( Diskursus rasionalitas komunikatif Jurgen Habermas dan Klaus Heinrich) I. Pengantar Jurgen Habermas hadir sebagai seorang filsuf jerman yang mau menyegarkan kembali kebuntuan epistemologis teori kritis mashab Frankfurt generasi pertama. Kebuntuan epistemologis mashab Frankruft terletak pada ketidakmampuan mereka merumuskan sebuah solusi dari analisis dialektika negative yang mereka refleksi sendiri. pemikiran Klaus Heinrich dituangkan dalam artikelnya yang berjudul “ the Difficulty of Saying No”. Habermas menilai tulisan Heinrich ini sebagai tamparan keras bagi kaum positifis dan ontologisme. Habermas menemukan bahwa dalam ranah dialog dan komunikasi perlu adanya dialektika. Dan protes sebagai bagian dari bahasa komunikasi justru membutuhkan prinsip dialektis. Artikel Heinrich ini merupakan gagasan yang menggambarkan betapa sulitnya orang untuk mengadakan pertimbangan politik yang populis di Republik Federasi Jerman. Dan Habe...

TUHAN DAN KEJAHATAN

MALUM ATAU EVIL ATAU KEJAHATAN Ada atu being atu esse dalam propriets atau karakter atau kekayan yang dimilikinya adalah transendental. Ada itu baik. Segala apa yang ada itu baik . atau sejauh ada, maka itu baik. Apa itu kejahatan? Dan apakah kejahatan itu ada? Pertanyaan apakah kejahtan itu ada gampang dijawab. Dari relitas, bisa dijawab bahwa kejahatan itu ada, misalnya teror bom yang mematikan banyak orang. Akan tetapi teror itu bukan bagian dari kodrat manusia artinya bahwa kejahatan itu melawan kodrat manusia. Kemudian muncul pergulatan diantaranya : pertama, kejahatan itu melukiskan bahwa hidup itu fana. Kedua, ketika Tuhan menciptakan manusia, Tuhan begitu puas karena kehadirannya begitu mempesona yaitu baik adanya. Ternyata ciptaan Tuhan yang baik adanya itu menjadi agen dari kejahatan. Sehingga pertanyaannya bukan sekedar siapakah manusia tetapi mengapa Tuhan yang menciptakan manusia begitu indah ternyata dari ciptaan ini tercipta atau terproduksi kejahatan. Hal ini juga menye...