Posts

Showing posts from May, 2010

APA KATA MEREKA TENATNG BELIS DI MANGGARAI

Image
• Monsy Zy begitu banyak orang yang menilai budaya belis manggarai dari sis negatifnya. katanya selalu menghambur-hamburkan uang. kita tidak hanya berhenti apda satu sisi dari kenyataan hidup. kita ahrus melihatnya secara keseluruhan yaitu neh\gatif dan positifnya\. dan dari situ kita memperhitungkan mana yang lebih baik darinya. tetapi saya juga termasuk orang-orang yang melihat budaya itu dari sisi negatif. bayangkan.. sepertinay wanita itu dijadikan komoditi transaksi pasar. ada permintaan dan penawaran. Padahal bagi manusia hal itu tidak berlaku sama sekali. katanya mempererat persaudaraan dan meneguhkan janji perkawinan. nah, apakah hanya dengan hal itu persaudaraaan dan kekuatan janji dikukuhkan? coba kalau mau, kumpul uang dan uang yang dikumpulkan itu dijadikan modal bagi kedua anak kita yang hendak menempuh hidup yang baru agar mereka bisa mandiri. Alfonsus Osong hitu ata mesen kraeng Monsy, cama neho tae dise kraeng doo one judul ngong paca. Theofilus Semudin makanya malas a...

TERNYATA DIA CINTAKU

Image
Memiliki atau Menjadi? Paskah tentu bukan sekedar ritual rutinan, tetapi juga momentum membalikkan haluan hidup. Kebangkitan sang Mesias sejatinya menandai ‘kebangkitan’ kita dari irama, pola dan corak keseharian yang tak sesuai dan tak seharusnya. Maka mari ‘mengenakan kembali manusia baru seturut gambar Sang Khalik…’ begitu ujar rasul Paulus (bdk. Kol.3:10). Paskah memang menggiring kita pada gelontoran citra-citra ideal, rupa-rupa kerinduan dan harapan, beraneka niat dan komitmen membangun diri sebagai ‘manusia baru’. Kecerdasan dan kedalaman kita tak ubahnya ‘mesin produksi’ yang efektif meracik dan menelurkan macam-macam gambaran tentang hidup pasca paskah, berikut segala niat dan komitmen yang menyatu dengannya… Namun lebih dari itu, paskah kemudian melemparkan kita ke panggung ketegangan antara sekedar memiliki (having ) atau menjadi (being). Kita bisa saja memilih: bercukup-puas dengan memiliki aneka cita dan komitmen yang nyaman bercokol dalam benak. Atau maju selangkah den...

JIWA YG DI RUNDUNG DUKA

Image
I Cinta-Mu begitu indah Memberi nafas pada hidupku Rahmat-Mu begitu mempesona Memberi ruh pada ragaku Aku yg selalu gelisah Tak tahu arti hadir-MU JIWA YG DI RUNDUNG DUKA Tak mampu lepas dari cemburu Sungguh ! Maaf- MU membuatku tersipu Batas waktu di ambang penantian Ruh dan raga terpisah Pengadilan Sang Khalik ditegakkan Sampaikah aku ke sorga-Mu? II Menuju kalvari…. Di saat cawan harus KAU minum Adalah keputusan yang tiada tanding Sebuah bentuk kesetiaan dan cinta Atas pengkhianatan dan cinta Dosa telah menghantar-Mu Menapaki jalan salib menuju kalvari Teraniaya dan dipermalukan Tuhan……. Begitu besar cinta yang KAU pertaruhkan Sampai rela berakhir di kayu salib Sebagai wujud rencana kekal BAPA Untuk keselamatan dunia Kini……. Engkau telah bangit Adalah sebuah kebenaran Yang akan membawa hidup kami dalam kebenaran

AKU, CINTA, DAN IBUKU

Image
Masih segar dalam ingatan saya akan peristiwa itu. Sebuah peristiwa yang membangunkan imaginasiku yang sedang tertidur pulas dalam segala kemapanan hidupku. Pada saat yang sama, kesadaranku yang sedang tidurpun serentak terjaga dari tidur manisnya juga. Peristiwa itu seolah menyentak seluruh diriku dan membuat alam semesta berjaga bersamaku dan menyanyikan lagu gembira bersamaku. Mengapa tidak! Bukanlah sebuah hal yang biasa kalau kita mengakui bahwa kita bersalah dan beranjak pergi secara bebas dan leluasa seraya memekikkan suara gembira bahwa “aku sudah bertobat dan mau hidup seribu tahun lagi”. Cita-cita ingin hidup seribu tahun lagi inilah yang mendorong aku untuk meninggalkkan cara hidupku yang lama dan mau bangkit dari keterpurukan hidupku. Aku sudah lima tahun mapan hidup dalam kesalahan dan menikmati hidup dalam kecanduan. Dalam hidup yang serba bergantung pada sebuah kenikmatan sesaat. Dan sekarang, kugantungkan cara hidup lamaku dilangit-langit rumahku yang lama dan kutanamk...

KRITIK ATAS HUKUM YANG REPRESIF DAN BIAS GENDER (Berdasarkan kasus hukuman terhadap Lubna Ahmed al-Hussein karena mengenakan celana panjang di Sudan)

I. PENGANTAR Hukum seharusnya membebaskan dan memberi ruang kepada masing-masing pribadi yang berkehendak baik untuk berekspresi. Namun kenyataan di Sudan seperti yang digambarkan dalam kasus Lubna Ahmed al-Hussein sungguh lepas dari harapan dan tujuan akhir hukum itu. Kasus itu sangat ramai dibicarakan (pada saat kasus itu sedang bergejolak) karena berada dalam sebuah disposisi hukum dan kehendak pribadi serta budaya yang berbeda. Semakin menarik karena terhukum itu sendiri adalah perempuan. Oleh karena subyeknya perempuan, maka sungguh membuka mata bagi para pemikir feminis dan pemerhati perempuan untuk meluruskan duduk perkaranya. Tulisan ini menyentuh tiga tema pokok yang akan dirakit sedemikian rupa sehingga menemukan sebuah ide utama dan sintesis provokatif yang bisa dipertanggungjawabkan secara rasional. Ketiga tema itu adalah kebebasan, hukum, dan perempuan. Kebebasan menjadi salah satu di dalamnya karena menyentuh hal yang hakiki dalam hidup manusia atau dalam bahasa Joh...