Posts

NILAI SOLIDARITAS ACARA WUAT WA’I DALAM MASYARAKAT ADAT MANGGARAI

I. Pengantar Secara praktis, kebudayaan bisa dimengerti sebagai kumpulan nilai-nilai dan perayaan (baca: pemaknaan) atas nilai-nilai tersebut. Sebagai kumpulan nilai-nilai, kebudayaan berkarakter pencarian. Nilai-nilai yang ada itu menjadi titik akhir pencarian manusia akan sesuatu yang dianggap bermakna bagi hidup. Dan pada dasarnya setiap manusia memiliki motif tunggal dalam pengembaraan hidupnya yaitu mengejar aneka nilai. Kita harus sepakat bahwa nilai yang dikejar adalah nilai baik yang mungkin bisa diringkas dengan sebutan keutamaan-keutamaan. Keutamaan-keutamaan itu menjadi harapan semua orang agar dipenuhi. Acara wuat wa’i yang terdapat dalam masyarakat ada Manggarai terdorong oleh satu keyakinan akan nilai tertentu untuk hidup. Bagi saya, acara itu memiliki karakter teleologis yaitu mempunya arah atau tujuan yang mulia di dalam dirinya sendiri. Seperti apakah acara wuat wa’i dalam masyarakat adat Manggarai dan apa maknanya bagi kehidupan serta dinamikanya dari waktu ...

MANUSIA DAN PERGULATAN DIRINYA

I. Pengantar Manusia adalah mahluk yang terlempar ke dunia. Demikian refleksi filsuf besar Martin Heidegger ketika ia berbicara tentang manusia dalam bukunya yang berjudul ada dan waktu (Being and Time). Kenyataan ini membawa manusia bertanya tentang keberadaan dirinya khususnya menyentuh persoalan asal dan tujuan hidupnya. Manusia kemudian bertanya, dari manakah dirinya berasal (Misteri kelahiran) dan hendak ke manakah dirinya kelak sesudah dia tiada lagi menghuni dunia ini (misteri kematian). Untuk menjawab pertanyaan ini, manusia merumuskan beberapa teori dan kepercayaan yang cukup layak membantu dirinya agar bisa menemukan jawaban atas pertanyaan dasar hidupnya itu. Dalam bingkai kedua pertanyaan dasar di atas ini, tulisan ini akan menggambarkan secara singkat asal dan tujuan hidup manusia dalam aliran-aliran pemikiran dan kepercayaan manusia. Aliran-aliran yang ditelaah dalam tulisan ini adalah sebagai berikut: aliran evolusionisme, kreasionisme (penciptaan), Deistik, Te...

ILUSI TUHAN DAN TUHAN TANPA AGAMA (Deskripsi Kritis pemikiran Ludwig Feurbach dalam rangkah pembacaan kembali Tuhan dan Agama)

Imagine there's no Heaven It's easy if you try No hell below us Above us only sky Imagine all the people Living for today (Imagine by John Lennon) Tuhan bisa menjadi sebuah topik yang tak bosan-bosannya dibicarakan sepanjang zaman. Semakin melebar dari itu adalah isu seputar Tuhan yang telah diinstitusikan dalam agama formal manusia. Agama yang berada dalam ranah privat menjadi tidak segan-segan dicuatkan dalam dunia publik dengan diskusi yang alot dan terbuka. Namun ada bahaya fanatisme ketika apa yang diperbincangkan tidak sesuai dengan kenyataan beragama yang dianutnya.. Kenyataan ini membawa kemarahan yang luar biasa. Kemudian kita bertanya, mengapa kita begitu mudah terusik ketika ada yang berusaha mengganggu suasana tertidurnya dogma-dogma yang sudah sekian lama dijaga dan dipegang sebagai kebenaran? Adakah agama itu lahir untuk didiamkan dan tidak dikritisi? Adalah Ludwigh Feuerbach telah menembus kemapanan dogmatik yang mensistematisir keberadaan Allah dalam sistem berp...

kunamakan itu tragedi

“KUNAMAKAN ITU SEBAGAI TRAGEDI” Begitu banyak pengalaman yang dialami setiap manusia yang sedang menggeliat dengan hidupnya. Rajutan pengalaman itu ada yang bermakna, ada juga yang tidak bermakna sama sekali. Bermakna tidaknya pengalaman itu tergantung disposisi batin manusia untuk melihatnya bukan peristiwa kebetulan belaka. Namun perkara pemaknaan atas pengalaman mencapai puncak dan kepenuhannya dalam pemberian nama atas pengalaman itu. Saya akan membagi sebuah pengalaman hidup seputar pengembaraan hidup di atas sepeda pancal dari PONSA Ke Kampus STFT. Kunamakan pengalaman itu tragedi. Mengapa? Look Inside..... Aneh, karena ini semua terjadi gara-gara si lubang. Apa yang hendak kubagikan berawal dari peristiwa terperangkapnya diriku dan sepeda yang kupakai pada sebuah lubang. Lubang itu sungguh membuatku jatuh dan dia (sepedaku) patah tulang ( ban Kempes). Masih terekam dalam ingatanku akan peristiwa itu. Saking sadisnya perristiwa itu mengantar saya untuk tidak mudah melupakann...

kau..cantikkkkkkkkk

Kalau mau jujur, hidup manusia sebenarnya terdiri atas onggokan kisah. Menolak kenyataan ini berarti dia tidak menyadari pengalaman hidupnya sehari-hari. Kisah selalu berawal dari pengalaman. Hanya orang yang suka mengawanglah yang tidak berkisah dari pengalamnnya. Dan pengalaman itu merupakan rajutan manusia pada umumnya. Pengalaman itu dituangkan dalam kisah. Karena kesadaran diriku sebagai mahluk berkisah ini, maka saya mencoba mengisahkan apa yang aku alami. Namun sebelumnya aku memberikan catatan singkat bahwa apa yang kukisahkan ini tidak hendak mengubah pandangan anda tentang diri anda tetapi sekedar mengenal sisi lain dari kehidupan orang lain. Hari ini aku datang untuk menemui seorang Guru. Pertemuan itu bagiku sangat luar biasa dari pertemuan sebelumnya. Luar biasa karena banyak kekayaan hidup yang harus aku timba dari sang Guru itu. Pertemuan ini bukanlah pertemuan perdana, tetapi pertemuan rutin selayaknya seorang guru dan murid. Sang guru pertama-tama be...

APA KATA MEREKA TENATNG BELIS DI MANGGARAI

Image
• Monsy Zy begitu banyak orang yang menilai budaya belis manggarai dari sis negatifnya. katanya selalu menghambur-hamburkan uang. kita tidak hanya berhenti apda satu sisi dari kenyataan hidup. kita ahrus melihatnya secara keseluruhan yaitu neh\gatif dan positifnya\. dan dari situ kita memperhitungkan mana yang lebih baik darinya. tetapi saya juga termasuk orang-orang yang melihat budaya itu dari sisi negatif. bayangkan.. sepertinay wanita itu dijadikan komoditi transaksi pasar. ada permintaan dan penawaran. Padahal bagi manusia hal itu tidak berlaku sama sekali. katanya mempererat persaudaraan dan meneguhkan janji perkawinan. nah, apakah hanya dengan hal itu persaudaraaan dan kekuatan janji dikukuhkan? coba kalau mau, kumpul uang dan uang yang dikumpulkan itu dijadikan modal bagi kedua anak kita yang hendak menempuh hidup yang baru agar mereka bisa mandiri. Alfonsus Osong hitu ata mesen kraeng Monsy, cama neho tae dise kraeng doo one judul ngong paca. Theofilus Semudin makanya malas a...

TERNYATA DIA CINTAKU

Image
Memiliki atau Menjadi? Paskah tentu bukan sekedar ritual rutinan, tetapi juga momentum membalikkan haluan hidup. Kebangkitan sang Mesias sejatinya menandai ‘kebangkitan’ kita dari irama, pola dan corak keseharian yang tak sesuai dan tak seharusnya. Maka mari ‘mengenakan kembali manusia baru seturut gambar Sang Khalik…’ begitu ujar rasul Paulus (bdk. Kol.3:10). Paskah memang menggiring kita pada gelontoran citra-citra ideal, rupa-rupa kerinduan dan harapan, beraneka niat dan komitmen membangun diri sebagai ‘manusia baru’. Kecerdasan dan kedalaman kita tak ubahnya ‘mesin produksi’ yang efektif meracik dan menelurkan macam-macam gambaran tentang hidup pasca paskah, berikut segala niat dan komitmen yang menyatu dengannya… Namun lebih dari itu, paskah kemudian melemparkan kita ke panggung ketegangan antara sekedar memiliki (having ) atau menjadi (being). Kita bisa saja memilih: bercukup-puas dengan memiliki aneka cita dan komitmen yang nyaman bercokol dalam benak. Atau maju selangkah den...