POLITIK SRIGALA BERBULU DOMBA


Cerita ini sedikit ngawur tetapi kengawuran ide cerita ini bukanlah pertanda kengawuran penceritanya. Bagaimana mungkin di rimba terjadi pertarungan politik yang sengit? Tetapi itulah analogi perpolitikan manusia dewasa ini. Ada yang menjadi domba benaran dan ada juga yang bermain peran menjadi srigala yang berbulu domba. Pada dasarnya, srigala itu buas dan haus darah ketika kelaparan. Dia hidup di rimba. Bersama penghuni rimba lainnya dia menunjukkan kekuasaanya. Begitu banyak hewan lainnya takluk dan takut kepadanya. Tidak heran jika srigala adalah rajanya hutan. Mungkin hanya batu sebagai benda mati yang tidak menaruh rasa takut kepadanya. Akan tetapi, jika batu memiliki insting ketakutan, pasti dia juga takut kepada sang srigala. Bagaimana ceritanya jika si srigala ikut berpolitik? Apakah dia ditakuti atau malah dikeroyok sehingga kekuasaanya terkalahkan? Jika srigala berpartisipasi dalam politik, dia akan mengikuti paham machiavelisme dimana segala hal dapat dilakukan demi kekuasaanya termasuk menunjukkan kebuasannya. Jika taktik perpolitikan seperti ini yang digunakannya, dia kehilangan simpati karena para penghuni rimba kenal benar konsekuensi dari kekuasaan politis sang srigala. Mereka akan menjadi umpan kebuasan sang srigala selama ia berkuasa. Sang srigala bukanlah tokoh politik ecek-ecekan. Dia sangat pandai berpolitik.Taktik yang digunakan sang srigala adalah bermetamorfosis menjadi domba. Kita tahu bahwa domba adalah binatang yang tulus dan tidak memiliki niat jahat di dalam dirinya. Untuk meraih simpati pemilihnya, srigala menggunakan bulu domba agar hakikat asalinya ditutupi oleh bulu domba tersebut walaupun secara substantif dia tetaplah seekor srigala. Sang srigala berbulu domba bertarung merebut hari penghuni rimba dengan seekor domba sejati. Wajah perpolitikan sang srigala tentu saja merugikan kebersamaan kaum rimba. Kehendak hati sang domba sejati ayng berusaha sedemikian rupa untuk memenangkan hati penghuni rimba menjadi usaha yang sia-sia karena sang srigala begitu lihai memerankan sandiwara cintanya. Si domba sejati menjadi tak berdaya tatkala sebagian besar penghuni rimba mendukung sang domba palsu. Si srigala berbicara tentang kebenaran palsu dan memberi harapan palsu bahwa kedamaian akan ditegakkan di tengah rimba ini tatkala kita bersatu. Penghuni rimbapun berteriak histeris dan memekikkan dukungannya. Apa yang terjadi dengan perpolitikan kaum rimba?Yang semula muncul harapan akan adanya perdamaian karena sang domba akan berkuasa, menjadi tragedi ayng memilukan. Tragedi itu muncul karena tertidurnya kesadaran para punggawa rimba tentang jati diri sang domba. Mereka hanya melihat calon penguasa dari kulit luarnya saja. Tatkala tubuh yang penuh dengan kebuasan dihiasi oleh pakaian berbulu domba, semua penghuni rimba bersorak riang mendukungnya. Di tengah riuhnya penghuni rimba mendukung sang srigala berbulu domba, hanya sedikit penghuni rimba yang berbicara tentang kebenaran bahwa sang domba itu adalah srigala. Akan tetapi begitu banyak pendukung sang srigala menutup hati terhadap seruan para pemberita kebenaran. Mereka bahwa menutup pintu kehadiran apra pembawa kebenaran tersebut. Punya telinga tetapi tidak mendengar dan mempunyai mata tetapi tidak melihat. Wahai... para pendukung domba palsu, bukalah mata kalian dan sendengkanlah telingamu. Sesungguhnya dia yang kamu sanjung itu adalah pembunuhmu. Dia pembawa mala petaka dan bencana. Seluruh kaum di rimba ini akan menjadi makanan empuknya karena segala sesuatu berada di dalam kendalinya. sadarkah kalian? Masa pendukung domba palsu tidak menghiraukan seruan kebenaran tersebut. Mereka terbius oleh kemolekan tubuh srigala yang berbulu domba dengan warna keemasan. Beberapa daerah di Indonesia akan melaksanakan PILKADA serentak. Hati-hatilah memilih. Pililah orang yang datang membawa perubahan bukan pembawa bencana dan malapetaka. Hati-hati dengan pakaian indah dan perkataan manis yang diucapkan. Semua manusia bisa mengumbar janji, tetapi hanya sedikit yang konsekuen dengan janjinya. Yang semula berjanji mensejahterahkan rakyat malah mereka itulah yang akan menggadaikan martabat rakyat demi keuntungan pribadi. Hati-hati dan jadilah pemilih cerdas.

Comments

Popular posts from this blog

PELAYANAN YOHANES PEMBAPTIS (MATIUS 3:1-17)

MENYINGKAP TABIR MATERIALISME DAN HEDONISME PARA ARTIS JAMAN KINI

NILAI SOLIDARITAS ACARA WUAT WA’I DALAM MASYARAKAT ADAT MANGGARAI